Biar dianggap tidak ketinggalan zaman, kelihatan gaul dan tidak Gaptek, gagap teknologi, anggota paguyuban enggar-enggar penggalih, seperti Mas Wartonegoro, Denmas Suloyo termasuk saya, ikut mendaftar sebagai anggota Facebook. "Kita kan harus mengikuti perkembangan zaman dan teknologi informasi paling mutakhir ta saudara-saudara, jadi ya, marilah kita ikut menjadi ummatun al-facebook-iyah he… he… he. Kita ambil manfaat yang ada di sana,” kata Denmas Suloyo sambil klecam-klecem pada suatu sore yang gerimis di News CafĂ©, markas jagongan mereka.
Situs jejaring sosial bernama Facebook itu, akhir-akhir ini, memang sedang menjadi pembicaraan khalayak luas. Bahkan bisa dikatakan sebagian masyarakat kita kini sedang demam Facebook. Ya… Facebook disebut-sebut sebagai salah satu situs di dunia maya paling fenomenal saat ini. Di usianya yang baru masuk pada tahun kelima, pekan lalu, website yang dibangun oleh remaja berusia 19 tahun, Mark Zuckerberg, tahun 2004 itu, oleh Forbes kini ditaksir berharga US$15 miliar atau jika dikurs dalam rupiah (Rp 11.000/US$) lebih dari Rp 150 triliun!!! Si Mark, di usianya yang ke-24 sekarang ini kekayaannya diperkirakan mencapai US$1,5 miliar atau setara dengan Rp 1,5 triliun, pa ra ngedap-edapi...
Portal Inilah.com (7/2) menulis, situs yang awalnya hanya digunakan beberapa mahasiswa di Harvard pada 2004 agar tetap bisa saling berhubungan, saat ini telah menjadi bisnis triliunan rupiah. Facebook menjadi fenomena global, karena 15 juta user di seluruh dunia meng-update statusnya setiap hari. Majalah Time juga memasukkan Zuckerberg dalam daftar 100 orang yang berpengaruh di muka bumi pada 2008. Craig Newmark, pendiri situs iklan baris Craigslist yang juga fenomenal, menyebut Zuckerberg telah menemukan sarana jaringan sosial yang tidak hanya merefleksikan kehidupan tapi lebih dari itu. Dalam blog menandai ulang tahun Facebook, Zuckerberg, pekan lalu, mengatakan telah membuat dunia makin terbuka dan makin mudah bagi orang menyuarakan aspirasinya.
Antisinetron
Nah… berkaitan dengan soal keterbukaan dan kian mudahnya orang menyuarakan aspirasi, termasuk bernarsis ria, itulah yang membuat komunitas Mas Wartonegoro, Denmas Suloyo dkk ikut kesengsem Facebook. Beragam grup dan kelompok yang bisa dibangun di situs itu senantiasa menjadi bahan obrolan menarik bagi mereka. Termasuk ketika Mas Wartonegoro “diundang” kawannya di Facebook untuk bergabung ke dalam grup bernama Aliansi Rakyat Anti Sinetron. “Ini grup dengan tema menarik untuk kita ikuti dan kita bahas isinya Denmas. Kalau kita kaitkan dengan HUT ke-264 Kota Solo 17 Februari besok kayaknya cukup relevan, karena persoalan sinetron di televisi kita ini benar-benar bisa mengubah budaya adiluhung yang selama ini kita bangga-banggakan,” kata Mas Wartonegoro.
“Halah, lha apa ta hubungannya budaya adiluhung dengan sinetron?” tanya Denmas Suloyo, seperti biasa, waton sulaya.
“Lha sampeyan apa tidak pernah nonton sinetron di televisi kita? Wah jan njelehi tenan Mas… Pokoknya banyak sekali persoalan di sana, mulai jalan cerita, akting pemain, penggambaran kehidupan keseharian yang jauh dari budaya kita sebagai orang timur, khususnya sebagai Wong Jawa. Macem-macemlah pokoknya. Lama-lama itu bisa merusak budaya lho,” kata Mas Wartonegoro.
"Sinetron itu kan merupakan bagian gaya hidup modern, atau malah bagian dari industri hiburan yang salah satunya adalah mencari keuntungan finansial. Kalau panjenangan-panjenengan tidak suka, hambok ya tidak usah nonton wong nyatanya yang nonton tetap banyak ta. Ganti channel lain yang sedang tidak memutar sinetron saja, kan banyak stasiun televisi kita yang babar blas tidak menayangkan sinetron. Gitu saja kok repot,” kata Denmas Suloyo mulai berargumen.
“Waaa… lha ya ndak bisa begitu ta Denmas. Kalau semua orang skeptis, apatis dan permisif seperti sampeyan, bisa runyam urusan pembangunan moralitas bangsa kita ini. Makanya, cobalah kita ikut mengkritisi sesuatu yang sekiranya bisa menjadikan bangsa kita bisa terjerumus ke dalam kebodohan seperti soal sinetron kita sekarang ini. Karena itu grup Aliansi Rakyat Anti Sinetron ini perlu kita dukung,” jawab Mas Wartonegoro, saya sih hanya ikut manggut-manggut saja ketika diskusi sudah mulai berlangsung seru seperti itu.
"Lha tapi kan tidak semua sinetron kita jelek to Mas. Banyak kok sinetron kita yang juga bagus, seperti yang digarap Dedy Mizwar itu, atau dulu pernah ada sinetron Si Doel-nya Rano Karno, Rumah Masa Depan dan sebagainya dan sebagainya… “ timpal saya sekadar mengingatkan agar tidak nggebyah uyah.
“Nah itu dia, maksud saya ya seperti itu. Kita dukung pembuatan sinetron-sinetron yang berkualitas, yang mendidik, yang cerdas, tidak merusak budaya adiluhung, mengakar pada kehidupan keseharian kita dan sebagainya dan sebagainya. Untuk sinetron-sinetron sampah, ya mari kita sama-sama kritik, kalau perlu kita lenyapkan dari siaran di televisi kita, salah satunya bergabung di grup Aliansi Rakyat Anti Sinetron di Facebook ini,” kata Mas Wartonegoro tampak lega.
Memang tidak terlalu terlihat di permukaan bahwa ada sekelompok masyarakat yang sebenarnya benci pada sinetron di televisi kita. Facebook telah menjadikan orang-orang itu terikat dalam sebuah pandangan yang sama itu untuk mengkritisi masalah persinetronan di negeri ini. Jika kita perhatikan beragam komentar yang muncul, bisa jadi banyak hal yang benar tentang sinetron kebanyakan kita yang umumnya tidak masuk akal itu.
Lihat saja, anak SD sudah pandai memaki-maki, tiada hari tanpa teriak-teriak, tangisan, kekerasan, menampar muka orang seenaknya, memfitnah, pembantu mengharap cinta majikan yang ganteng muda dan kaya raya, si antagonis yang cantik tapi jahat banget dan seolah selalu menang, sementara si baik sangat lamban, terlalu sabar dan tidak punya kecerdasan untuk membela diri… belum lagi secara teknis pembuatan yang terlihat terburu-buru, kejar tayang, skenario dan casting sesuka hati…, dan masih berderet-deret keburukan yang bisa disebut dalam sinetron kita. Jadi, mengapa kita tidak ikut serta dalam sebuah upaya memperbaiki sesuatu yang mungkin bisa membodohi, meracuni berjuta-juta rakyat kita, sekalipun hanya dengan kata-kata…
Minggu, 15 Februari 2009
Fenomena Facebook & Aliansi Rakyat Anti Sinetron…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
'ummatun al-facebook-iyah' haha lagi ngerti aku Om, apik tenan...
Posting Komentar